Langsung ke konten utama

Aplikasi Favorit Saya di Linux Manjaro - Edisi 2020

 

Tahun ini adalah tahun yang mengawali perpindahan saya dari Linux Elementary OS Hera yang berbasiskan Ubuntu 18.04 LTS ke Manjaro yang berbasiskan Arch, saya sangat suka dengan Manjaro ini, dan review serta pengalamannya sudah saya tulis pada halaman berikut

 

Salah satu yang saya suka tentu adalah dukungan aplikasinya yang sangat banyak dan bahkan di Manjaro kita bisa menggunakan berbagai aplikasi dari distro lain, sebut saja apikasi Image Burner yang memang sebelumnya dirancang untuk Elementary OS. 

 

Nah berkaitan hal tersebut, meskipun saya sepenuhnya menggunakan Manjaro, masih ada beberapa aplikasi yang saya bawa dari Elementary OS, thanks to AUR karena dengan itu kita bisa Build App yang bukan dari Official Repository-nya. 

 

Berikut saya tulis apa saja aplikasi favorit saya di Linux yang saya gunakan, baik itu Elementary OS dan Manjaro. 

 

Aplikasi Utama 


Firefox

 

Sejujurnya, Microsoft Edge Chromium itu sudah mantap jika di Windows, sedangkan Google Chrome juga selain aplikasi cross over dan multi platform dia sangat powerfull terutama untuk para developer katanya, namun saya lebih suka Firefox, hal tersebut karena kemudahan sharing open tab-nya, jadi saya bisa dengan mudah membuka tab yang terbuka di perangkat Mobile Phone saya dengan hanya satu klik saja. 

VirtualBox

 
Di Linux sebenarnya ada QEMU yang bisa dibilang lebih powerfull dibandingkan VirtualBox, hanya saja sayangnya di Windows 10, QEMU itu tidak ada jadi mau tidak mau saya harus pake aplikasi ini. 
 

Selain itu, meskipun saya kini menggunakan Linux sepenuhnya dengan tanpa dualboot dengan Windows 10, beralih ke Virtual Machine lain rasanya sedikit membutuhkan usaha dan waktu, dan untuk sekarang hal tersebut saya rasa tidak dimungkinkan, mengingat banyak sekali aplikasi dan hal penting lain di virtual machine yang saya miliki. 
 

Elementary Code

 
Beberapa developer mungkin lebih suka dengan Visual Studio Code, ya saya akui saya juga suka, tapi di Manjaro ketika kita menginstall aplikasi Visual Studio Code atau Atom, keduanya membutuhkan dependency Electron, dan ukurannya cukup terbilang besar. 
 
Selain karena masalah ukuran aplikasi dan dependency yang bisa saya bilang bloated, saya  juga bukanlah seorang tukang ngoding yang pekerjaan sehari harinya membuka code editor, selain itu saya lebih terbiasa dengan aplikasi Code di Elementary OS, jadi saya akhirnya menggunakan aplikasi itu kembali di Manjaro ini. 
 

Meskipun fiturnya simple, untuk coding semuanya dapat dilakukan lancar tanpa ada hambatan, terlebih nih jika kamu front end web developer, kamu juga bisa mengaktifkan browser preview yang preinstalled di aplikasi tersebut. 

Elementary Music

 

Di Linux ada banyak sekali aplikasi pemutar musik, seperti Rythmbox, Clementine dan lainnya, namun sekali lagi karena saya sudah terlalu terbiasa dengan Elementary OS, saya suka dengan aplikasi Elementary Music-nya yang simpel dan menurut saya sudah cukup powerfull jika hanya untuk mendengarkan music secara offline saja. 

Flameshot

 
Jika di Windows 10 saya menggunakan PicPick, di Linux saya menggunakan Flameshot, meskipun beberapa fitur seperti Watermark dan Windows Border tidak ada, tapi Flameshot juga sudah menyediakan beberapa tool menarik seperti Blur, menambahkan anak panah dan lainnya. 

Thunderbird

 
Jika menggunakan Firefox, tidak lengkap rasanya jika tidak menggunakan Thunderbird sebagai email client-nya, selain itu saya juga tidak terlalu suka dengan email client lain di Linux jadi Thunderbird adalah opsi utama untuk Mail Client di perangkat Linux saya. 

LibreOffice

 
Di Manjaro ada dua versi LibreOffice yang dapat diinstall, LibreOffice Still yang merupakan versi 6, dan LibreOffice Fresh yang merupakan versi 7, tentu saya menginstal versi 7 karena tampilan dan fiturnya sudah lebih baik. 
 

Selain itu meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Microsoft Office 2019 dengan integrasinya dengan OneDrive, saya rasa LibreOffice sudah cukup mendukung kegiatan saya menulis, dan saya tidak mendapati masalah dengan peralihan ini. 

Focus Writer

 

Untuk kegiatan saya menulis, jika dulu saya menggunakan OneNote kini saya lebih sering menggunakan Focus Writer, alasannya sih karena dengan Focus Writer kita serasa benar benar fokus akan apa yang kita tulis, mulai tidak ada distraksi dari Panel atau Dock, dan tampilannya sendiri bisa kita atur dengan baik menyesuaikan suasana yang kita inginkan. 

Torrential

 

Torrential, aplikasi yang lagi lagi hadir untuk Elementary OS, dengan aplikasi ini kita bisa mendownload file Torrent dengan tampilan yang simpel banget, saya suka dengan aplikasi ini dibandingkan dengan Transmission atau Torrent Client lainnya. 

VLC

 
Di Manjaro yang kini saya gunakan, sebenarnya sudah hadir dengan aplikasi Totem, hanya saja karena dukungan media yang kurang lengkap, saya beralih ke aplikasi favorit saya sepanjang masa, VLC. 

Dan yah, siapa yang tidak tahu dengan VLC, aplikasi Multimedia Cross Platform ini kini sudah hampir digunakan lebih oleh 4 Miliar perangkat. 


Aplikasi Jarang Digunakan

 
Selain aplikasi utama yang saya sebutkan diatas, ada juga beberapa aplikasi penting namun cukup jarang saya gunakan, dan berikut adalah diantaranya. 

Image Burner

 
Lagi lagi aplikasi dari Elementary OS, aplikasi ini kurang lebih adalah Rufus versi Linuxnya, dengan aplikasi ini kita bisa membuat file instalasi OS dari Image File (ISO) ke Flashdrive, meskipun saya jarang banget pake aplikasi ini, tapi aplikasi selalu wajib saya install. 

Kenapa Image Burner?, padahal diluar sana ada banyak sekali aplikasi serupa, alasannya sih satu saja, tampilannya simpel dan enggak neko neko, cukup buka, pilih, proses dan selesai. 

Desktop Folder

 
 
 Aplikasi yang lagi lagi hadir di Elementary OS, aplikasi ini cukup penting bagi saya terutama di Desktop Environment Pantheon atau GNOME yang pada dasarnya pengguna tidak bisa menambahkan apapun di Desktop, dengan aplikasi ini kita bisa menambahkan berbagai hal mulai dari menambahkan file, folder, panel hingga sticky notes. 

OBS Studio

 
Aplikasi rekam layar favorit saya, meskipun di GNOME (DE yang saya gunakan di Manjaro) sendiri memiliki extensi Screencast yang dapat didownload dan digunakan, sayangnya extensi tersebut tidak mendukung GNOME 3.38.1 yang saya gunakan. 
 

Sehingga dengan hal tersebut, saya lebih memilih OBS sebagai alternatif aplikasi perekaman video. 

Aplikasi System Lainnya

 
Selain tiga yang telah disebutkan, ada beberapa aplikasi system yang wajib saya install, meskipun sebagian sudah preinstalled namun tetap saja saya favorit dengan aplikasi tersebut, diantaranya adalah GNOME Disk, Disk Usage Analyzer, GParted, dan Timeshift. Empat aplikasi tersebut cukup sering saya gunakan dalam kondisi tertentu. 


Aplikasi Sosial Media

 
Hanya dua saja aplikasi untuk Social Media dan keduanya cukup penting untuk kehidupan saya, baik untuk pekerjaan atau komunikasi utama. 

Telegram

 
Saya cukup suka dengan Telegram, dan beruntungnya banyak teman dan saudara saya yang menggunakan aplikasi ini, Whatsapp sebenarnya sudah cukup, hanya saja kini Whatsapp rasanya jadi lebih mirip Facebook dan IG, dan jika dibandingkan, saya lebih suka Whatsapp yang dulu dengan hanya memiliki fokus pada chat dan messenger. 

Dengan hal tersebut, saya kini sepenuhnya menggunakan Telegram. 

Slack

 
Microsoft Teams sendiri cukup bagus dan mendapati peningkatan dalam beberapa bulan terakhir (keuntungan Microsoft dari Corona), namun karena team saya sudah lama menggunakan Slack, kami tidak bisa beralih begitu saja. 

Slack sendiri cukup powerfull, selain itu aplikasi ini tersedia cross platform, baik di Windows, Linux dan Mac, bahkan di iOS, iPad OS, Android. 
 
 

Nah itulah beberapa aplikasi favorit saya di Linux selama tahun ini, sebagian besar saya bawa dari Elementary OS karena memang saya sudah terlalu sering menggunakan aplikasi tersebut. Di Manjaro yang kini saya gunakan juga, hanya Slack, Image Burner dan Desktop Folder saja yang saya install via AUR, sedangkan lainnya sudah tersedia di Official Repository. 

Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghidupkan Kembali Si Jurig : Upgrade SSD di Acer Aspire 4352

Sedikit bercerita, baru baru ini lebih tepatnya kemarin 07 November 2020 bertepatan dengan malam minggu yang membosankan, saya mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan waktu malam itu dengan mencari laptop yang sudah saya tinggalkan sejak lama.  Laptop tersebut adalah Acer Aspire 4352 yang dibelikan ibu saya tahun 2012 lalu, namun karena kebodohan saya dan karena rasa penasaran saya yang tinggi, tahun 2014 laptop tersebut dead karena kesalahan flashing bios, iya iya, saya bodoh, dulu saya update bios harusnya untuk type 4352 ini saya malah memasang yang type 4352G, dan jelas disana akan  dead karena kesalahan kompatibilitas hardware.  Dua tahun laptop tersebut menjadi bangkai karena memang dead alias mati total, waktu itu saya sudah membeli Acer Aspire E1-470 yang kini digunakan kawan saya Reza, namun ditahun 2016 tersebut saya memutuskan untuk memperbaiki laptop Acer Aspire 4352 yang mati total tersebut dan ternyata menghabiskan biasa sekitar Rp500.000, saya lupa apa yan...

Memberantas Komentar Spam Dengan Disqus Comment

Seperti yang kamu tahu, baik di Blog ini atau di Blog Sayugi, saya menerapkan Disqus sebagai comment system blog, hal ini bukan tanpa maksud, namun memang memiliki tujuan khusus yang bermanfaat.  Salah satu tujuan saya menerapkan Disqus adalah untuk memberantas komentar Spam yang saat ini makin marak masuk ke Blogger Comment, dan kebanyakan komentar tersebut bersifat judi, porno dan hal negative lainnya.  Nah contohnya seperti pada gambar diatas, itu adalah secuil cuplikan komentar yang ada di blog ini, dimana jika saya tidak menggunakan disqus, maka blog ini akan menampilkan banyak sekali komentar yang tidak relevan, mulai dari komentar penawaran situs judi, dan hal lainnya.  Mengenai Disqus, sebenarnya saya sudah menuliskan alasan kenapa kenapa blogger harus menggunakan Disqus sebagai comment system-nya yang mana artikel tersebut sudah bisa kamu baca pada halaman berikut .  Jika kita rangkum kembali, ada beberapa kelebihan ketika kita menggunakan Disqus, mulai dari...

Tempat Makan Enak Instagrammable di Bandung - Ambrogio Patisserie

Jadi gini guys, seperti yang bisa kalian lihat di akun Instagram saya, saya sering banget keliling mencari tempat makan enak di Bandung, terlebih jika itu ada di daerah Dago dan sekitarnya, entah kenapa, Dago dingin, enak banget deh buat dikunjungi.  Seperti biasa juga, saya enggak sendiri nih, karena saya selalu ditemani oleh rekan saya Faishal Faza selaku rekan kerja dan rekan cari makan di @hayumakanofficial , dari sekian banyaknya tempat makan yang pernah saya kunjungi nih, ada satu tempat makan paling enak dan paling keren dari segi estetika tempatnya, dan cocok deh buat kamu yang pengen foto foto sekaligus menikmati makanannya.  Apakah itu?, yap jika kamu sering mengikuti perkembangan Instagram saya, kamu mungkin pernah mendengar sebuah caffe ini, Ambrogio Patisserie , yang mana lokasi dari  Ambrogio Patisserie ini sendiri ada di Jl. Banda No.26, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat 40115.  Tempat Makan Elegan Yang saya suka dari  Am...