Tahun ini adalah tahun yang mengawali
perpindahan saya dari Linux Elementary OS Hera yang berbasiskan Ubuntu
18.04 LTS ke Manjaro yang berbasiskan Arch, saya sangat suka dengan
Manjaro ini, dan review serta pengalamannya sudah saya tulis pada
halaman berikut.
Salah
satu yang saya suka tentu adalah dukungan aplikasinya yang sangat
banyak dan bahkan di Manjaro kita bisa menggunakan berbagai aplikasi
dari distro lain, sebut saja apikasi Image Burner yang memang sebelumnya
dirancang untuk Elementary OS.
Nah
berkaitan hal tersebut, meskipun saya sepenuhnya menggunakan Manjaro,
masih ada beberapa aplikasi yang saya bawa dari Elementary OS, thanks to
AUR karena dengan itu kita bisa Build App yang bukan dari Official
Repository-nya.
Berikut saya tulis apa saja aplikasi favorit saya di Linux yang saya gunakan, baik itu Elementary OS dan Manjaro.
Aplikasi Utama
Firefox
Sejujurnya,
Microsoft Edge Chromium itu sudah mantap jika di Windows, sedangkan
Google Chrome juga selain aplikasi cross over dan multi platform dia
sangat powerfull terutama untuk para developer katanya, namun saya lebih
suka Firefox, hal tersebut karena kemudahan sharing open tab-nya, jadi
saya bisa dengan mudah membuka tab yang terbuka di perangkat Mobile
Phone saya dengan hanya satu klik saja.
VirtualBox
Di
Linux sebenarnya ada QEMU yang bisa dibilang lebih powerfull
dibandingkan VirtualBox, hanya saja sayangnya di Windows 10, QEMU itu
tidak ada jadi mau tidak mau saya harus pake aplikasi ini.
Selain
itu, meskipun saya kini menggunakan Linux sepenuhnya dengan tanpa
dualboot dengan Windows 10, beralih ke Virtual Machine lain rasanya
sedikit membutuhkan usaha dan waktu, dan untuk sekarang hal tersebut
saya rasa tidak dimungkinkan, mengingat banyak sekali aplikasi dan hal
penting lain di virtual machine yang saya miliki.
Elementary Code
Beberapa
developer mungkin lebih suka dengan Visual Studio Code, ya saya akui
saya juga suka, tapi di Manjaro ketika kita menginstall aplikasi Visual
Studio Code atau Atom, keduanya membutuhkan dependency Electron, dan
ukurannya cukup terbilang besar.
Selain karena masalah ukuran aplikasi dan dependency yang bisa saya bilang bloated,
saya juga bukanlah seorang tukang ngoding yang pekerjaan sehari
harinya membuka code editor, selain itu saya lebih terbiasa dengan
aplikasi Code di Elementary OS, jadi saya akhirnya menggunakan aplikasi
itu kembali di Manjaro ini.
Meskipun
fiturnya simple, untuk coding semuanya dapat dilakukan lancar tanpa ada
hambatan, terlebih nih jika kamu front end web developer, kamu juga
bisa mengaktifkan browser preview yang preinstalled di aplikasi tersebut.
Elementary Music
Di
Linux ada banyak sekali aplikasi pemutar musik, seperti Rythmbox,
Clementine dan lainnya, namun sekali lagi karena saya sudah terlalu
terbiasa dengan Elementary OS, saya suka dengan aplikasi Elementary
Music-nya yang simpel dan menurut saya sudah cukup powerfull jika hanya
untuk mendengarkan music secara offline saja.
Flameshot
Jika
di Windows 10 saya menggunakan PicPick, di Linux saya menggunakan
Flameshot, meskipun beberapa fitur seperti Watermark dan Windows Border
tidak ada, tapi Flameshot juga sudah menyediakan beberapa tool menarik
seperti Blur, menambahkan anak panah dan lainnya.
Thunderbird
Jika
menggunakan Firefox, tidak lengkap rasanya jika tidak menggunakan
Thunderbird sebagai email client-nya, selain itu saya juga tidak terlalu
suka dengan email client lain di Linux jadi Thunderbird adalah opsi
utama untuk Mail Client di perangkat Linux saya.
LibreOffice
Di
Manjaro ada dua versi LibreOffice yang dapat diinstall, LibreOffice
Still yang merupakan versi 6, dan LibreOffice Fresh yang merupakan versi
7, tentu saya menginstal versi 7 karena tampilan dan fiturnya sudah
lebih baik.
Selain
itu meskipun tidak bisa dibandingkan dengan Microsoft Office 2019
dengan integrasinya dengan OneDrive, saya rasa LibreOffice sudah cukup
mendukung kegiatan saya menulis, dan saya tidak mendapati masalah dengan
peralihan ini.
Focus Writer
Untuk
kegiatan saya menulis, jika dulu saya menggunakan OneNote kini saya
lebih sering menggunakan Focus Writer, alasannya sih karena dengan Focus
Writer kita serasa benar benar fokus akan apa yang kita tulis, mulai
tidak ada distraksi dari Panel atau Dock, dan tampilannya sendiri bisa
kita atur dengan baik menyesuaikan suasana yang kita inginkan.
Torrential
Torrential,
aplikasi yang lagi lagi hadir untuk Elementary OS, dengan aplikasi ini
kita bisa mendownload file Torrent dengan tampilan yang simpel banget,
saya suka dengan aplikasi ini dibandingkan dengan Transmission atau
Torrent Client lainnya.
VLC
Di
Manjaro yang kini saya gunakan, sebenarnya sudah hadir dengan aplikasi
Totem, hanya saja karena dukungan media yang kurang lengkap, saya
beralih ke aplikasi favorit saya sepanjang masa, VLC.
Dan
yah, siapa yang tidak tahu dengan VLC, aplikasi Multimedia Cross
Platform ini kini sudah hampir digunakan lebih oleh 4 Miliar perangkat.
Aplikasi Jarang Digunakan
Selain
aplikasi utama yang saya sebutkan diatas, ada juga beberapa aplikasi
penting namun cukup jarang saya gunakan, dan berikut adalah
diantaranya.
Image Burner
Lagi
lagi aplikasi dari Elementary OS, aplikasi ini kurang lebih adalah
Rufus versi Linuxnya, dengan aplikasi ini kita bisa membuat file
instalasi OS dari Image File (ISO) ke Flashdrive, meskipun saya jarang
banget pake aplikasi ini, tapi aplikasi selalu wajib saya install.
Kenapa
Image Burner?, padahal diluar sana ada banyak sekali aplikasi serupa,
alasannya sih satu saja, tampilannya simpel dan enggak neko neko, cukup
buka, pilih, proses dan selesai.
Desktop Folder
Aplikasi
yang lagi lagi hadir di Elementary OS, aplikasi ini cukup penting bagi
saya terutama di Desktop Environment Pantheon atau GNOME yang pada
dasarnya pengguna tidak bisa menambahkan apapun di Desktop, dengan
aplikasi ini kita bisa menambahkan berbagai hal mulai dari menambahkan
file, folder, panel hingga sticky notes.
OBS Studio
Aplikasi
rekam layar favorit saya, meskipun di GNOME (DE yang saya gunakan di
Manjaro) sendiri memiliki extensi Screencast yang dapat didownload dan
digunakan, sayangnya extensi tersebut tidak mendukung GNOME 3.38.1 yang
saya gunakan.
Sehingga dengan hal tersebut, saya lebih memilih OBS sebagai alternatif aplikasi perekaman video.
Aplikasi System Lainnya
Selain
tiga yang telah disebutkan, ada beberapa aplikasi system yang wajib
saya install, meskipun sebagian sudah preinstalled namun tetap saja saya
favorit dengan aplikasi tersebut, diantaranya adalah GNOME Disk, Disk
Usage Analyzer, GParted, dan Timeshift. Empat aplikasi tersebut cukup
sering saya gunakan dalam kondisi tertentu.
Aplikasi Sosial Media
Hanya
dua saja aplikasi untuk Social Media dan keduanya cukup penting untuk
kehidupan saya, baik untuk pekerjaan atau komunikasi utama.
Telegram
Saya
cukup suka dengan Telegram, dan beruntungnya banyak teman dan saudara
saya yang menggunakan aplikasi ini, Whatsapp sebenarnya sudah cukup,
hanya saja kini Whatsapp rasanya jadi lebih mirip Facebook dan IG, dan
jika dibandingkan, saya lebih suka Whatsapp yang dulu dengan hanya
memiliki fokus pada chat dan messenger.
Dengan hal tersebut, saya kini sepenuhnya menggunakan Telegram.
Slack
Microsoft
Teams sendiri cukup bagus dan mendapati peningkatan dalam beberapa
bulan terakhir (keuntungan Microsoft dari Corona), namun karena team
saya sudah lama menggunakan Slack, kami tidak bisa beralih begitu saja.
Slack
sendiri cukup powerfull, selain itu aplikasi ini tersedia cross
platform, baik di Windows, Linux dan Mac, bahkan di iOS, iPad OS,
Android.
Nah
itulah beberapa aplikasi favorit saya di Linux selama tahun ini,
sebagian besar saya bawa dari Elementary OS karena memang saya sudah
terlalu sering menggunakan aplikasi tersebut. Di Manjaro yang kini saya
gunakan juga, hanya Slack, Image Burner dan Desktop Folder saja yang
saya install via AUR, sedangkan lainnya sudah tersedia di Official
Repository.
Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar